Perkembangan E_Commerce di bidang Agribisnis
Kenyataan bahwa lapangan kerja bidang pertanian
di Indonesia menyerap sebanyak 58.3% (1998) dari seluruh tenaga kerja. Begitu
banyak yang menggantungkan diri pada lapangan pertanian ini. Begitu juga dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang cepat yang telah membawa
pengaruh ke hampir semua bidang kehidupan termasuk bidang pertanian. Adapun
teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berkembang pesat pada saat ini
adalah e-commerce.
E-commerce telah membantu masyarakat di seluruh
dunia dalam banyak hal. Dalam bidang pertanian, e-commerce telah membantu
secara tidak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan dan mendorong proses
pemberdayaan komunitas petani. Walaupun kemajuan teknologi tersebut tidak dapat
dinikmati sepenuhnya langsung oleh para pekerja di lapangan pertanian, terutama
para petani yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia karena disebabkan tidak
ada atau kurangnya perangkat dan jalur komunikasi yang khusus, seperti computer
dan jaringan internet, tetapi jika dilihat dalam kacamata agribisnis hal ini
dapat dilacak. Karena agribisnis sendiri adalah bisnis di bidang pertanian yang
proses kerjanya merupakan kesatuan sistem dari penyediaan sarana produksi,
kegiatan on farm (produksi primer), pengolahan produksi (produksi sekunder),
jasa dan pemasaran (produksi tarsier) sampai pihak konsumen. Dengan e-commerce
kita juga dapat mengetahui gambaran mengenai jaringan perdagangan elektronik
yang paling sesuai dalam memperdayakan komunitas petani, serta merumuskan satu
model pemberdayaan komunitas petani.
Pemanfaatan e-commerce yang banyak digunakan
orang lain sebagai media promosi, komunikasi, dan informasi sangat berpengaruh
pada keefektifan dan keefisienan proses kerja, jika secara intens dan maksimal
dilakukan. Manfaat yang dirasakan oleh para pelaku bisnis secara langsung dan
tidak langsung memberi pengaruh positif pada komunitas petani yang terkait,
terutama dari semakin luasnya jalur pemasaran pelaku bisnis yang meningkatkan
permintaan produksi dan memacu pengadaan produksi di kalangan komunitas petani,
dimana selalu diharapkan untuk meningkatkan produksi dengan standar kualitas
yang ditentukan. Dengan lebih terpacunya kegiatan pengadaan, kesempatan untuk
meningkatkan taraf hidup para petani dan keluarganya terbuka lebar. Perumusan
model pemberdayaan pada komunitas petani merupakan program kemitraan dengan
kerjasama dalam bidang usaha yang melibatkan tiga unsur, yaitu : komunitas/
kelompok tani sebagai pemasok bahan baku dan penerima modal usaha, perusahaan
agribisnis sebagai pembeli produksi kelompok tani dan penjamin kredit
(avalist), dan pihak bank sebagai pemberi modal dalam bentuk kredit.
SEMOGA BERMANFAAT :) :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar